Mungkin sebagian dari kita pernah terbersit keinginan
untuk melakukan sebuah gerakan pemberdayaan di kampung halaman kita.
Membayangkan kampung halaman kita yang terpencil dapat dikenal orang banyak
merupakan suatu hal yang tentu sangat menyenangkan.
Atau mungkin kampung kita tidak terpencil dan cukup
dikenal orang banyak, tetapi kita merasa bahwa kampung kita sangatlah pasif dan
tidak mempunyai sesuatu yang khas. Padahal kita tahu bahwa kampung halaman kita
dipenuhi oleh berbagai macam sumber daya alam yang berpotensi besar memajukan
perekonomian desa, bahkan hingga membuat desa kita terkenal.
Namun di balik semua keinginan tersebut, masih ada
kebingungan yang melanda pikiran kita. Bagaimana cara kita memulai sebuah
pemberdayaan di desa? Pertanyaan tersebut mencuat di tengah berbagai macam
impian dan keinginan kita tentang desa kita tercinta. Untuk menyalakan lampu
ide di kepala kita, dalam tulisan kali ini, saya akan mengajak para pembaca
untuk mendalami sedikit soal desa serta gerakan pemberdayaan di desa.
Membuat sebuah pergerakan nyata di desa memang
memerlukan waktu yang tidak singkat. Terdapat beberapa tahap yang harus kita
lakukan sebagai “pencetus” gerakan di masyarakat. Apa lagi tujuan kita melakukan
pergerakan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kebaikan desa yang
akan kita berdayakan.
Selain faktor eksternal dari masyarakat desa, kita
sebagai pemberdaya juga harus membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Kita juga harus mampu menunjukan sikap seorang pemberdaya dan “pendamping”
masyarakat. Bukan seorang diktaktor yang senang memerintah dan bukan pula
cenayang yang dapat mengetahui keinginan masyarakat secara langsung.
Sebuah gerakan pemberdayaan masyarakat memerlukan
langkah-langkah sosial yang ilmiah. Langkah tersebut di dasarkan pada riset
terhadap berbagai macam unsur, mulai dari potensi alam hingga kondisi dan
kebutuhan masyarakat. Hal ini dilakukan agar gerakan pemberdayaan yang kita
lakukan tepat sasaran dan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan
masyarakat.
Langkah pertama yang dapat kita lakukan untuk
membentuk sebuah gerakan pemberdayaan masyarakat adalah riset. Tahap ini dapat
kita lakukan dengan cara mencari desa yang sekiranya memerlukan sebuah
pergerakan masyarakat. Desa yang dimaksud di sini tidak selalu desa yang berada
di kawasan 3T, masih ada beberapa desa yang mungkin lokasinya tidak begitu jauh
dari kota, tetapi wilayah yang sulit dijangkau membuat desa tersebut tidak banyak
diketahui orang.
Jika beberapa kondisi tidak memungkinkan kita untuk
pergi mencari desa yang membutuhkan bantuan, tidak ada salahnya jika kita mulai
mendalami kondisi kampung halaman kita sendiri. Akan lebih mudah bagi kita
untuk memberdayakan kampung halaman kita karena kita telah mengenal lama
kondisi kampung halaman kita, termasuk warga-warganya.
Setelah menemukan desa yang akan diberdayakan, kita
dapat melanjutkannya pada tahap riset potensi sumber daya alam hingga potensi
masyarakatnya. Jika desa sasaran kita merupakan kampung halaman kita, maka kita
dapat langsung melakukan analisis terhadap potensi sumber daya alam apa saja
yang ada di desa tersebut. Kita dapat melakukan analisis terhadap sumber daya
alamnya seperti potensi hasil bumi, karakteristik geografis, potensi pariwisata
dan ekonomi, hingga hasil alam yang menjadi khasnya desa tersebut.
Namun, jika desa yang menjadi sasaran kita merupakan
desa yang baru kita kunjungi, atau di desa tersebut kita merupakan
“pengungjung”, maka akan sangat etis jika kita melakukan pendekatan terlebih
dahulu kepada masyarakat setempat. Langkah yang mungkin paling etis untuk
dilakukan adalah menemui pemerintahan desanya terlebih dahulu.
Langkah ini kita lakukan untuk mendapatkan izin
terlebih dahulu dari pemerintahan desa. Izin serta legalitas dari pemerintahan
desa atau mungkin korporasi yang menaungi desa merupakan hal yang tidak dapat
dianggap spele. Izin yang kita dapatkan dari pemerintahan desa dapat memudahkan
kita untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Terlebih jika kita
merupakan pendatang baru di desa tersebut.
Pada tahap selanjutnya mulailah kita mendekati
masyarakat desa. Pendekatan terhadap masyarakat desa ini dapat kita lakukan
secara bertahap mulai dari tahap yang paling dasar yaitu observasi. Jika
sebelumnya kita telah melakukan observasi pada potensi sumber daya alam, maka
kali ini observasi ditujukan pada masyarakat.
Observasi pada masyarakat dapat dilakukan dengan
menganalisis kebiasaan masyarakat, karakteristik masyarakat, hingga keseharian
masyarakat. Pada tahap inilah kita harus mulai membaur bersama masyarakat desa.
Tahap ini dilakukan sebagai bentuk pencarian data yang terjamin kepastiannya.
Tahap observasi masyarakat merupakan tahap awal yang
sangat penting untuk kita dapat mengetahui permasalahan apa yang dihadapi
masyarakat desa. Tahap ini dikenal juga sebagai istilah social mapping. Pada tahap inilah kemampuan interpersonal kita
sebagai pemberdaya akan diuji.
Kita akan mengalami beberapa kendala yang kemungkinan
besar muncul saat kita mulai mendekati masyarakat. Mulai dari keraguan dan
kecurigaan masyarakat, keengganan masyarakat untuk terbuka, hingga penolakan
dari masyarakat. Bahkan bisa jadi kita bertemu dengan masyarakat yang
memberikan kita data yang tidak sesuai dengan kenyataan lapangan. Hal ini tentu
akan mempengaruhi data yang akan kita analisis pada tahap selanjutnya.
Meskipun begitu, jika kita telah membekali diri kita
dengan ilmu dan kemampuan interpersonal, kita akan mampu menghadapi kendala
apapun saat berada di lapangan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menempa
diri terlebih dahulu dengan berbagai macam kegiatan mentoring dan bimbingan,
baik secara formal maupun informal.
Setelah observasi terhadap masyarakat secara umum,
kegiatan observasi dapat kita kerucutkan lagi kepada anak-anak dan
pemuda-pemuda. Observasi yang dilakukan terhadap anak-anak dan pemuda bertujuan
untuk mengetahui kondisi pendidikan di desa tersebut. Apakah cukup baik atau
tidak? Dan apakah perlu kita turut mengembangkannya atau tidak?
Selain itu, kedekatan kita dengan anak-anak dan
pemuda, akan berdampak pada peningkatan kepercayaan orang tua mereka terhadap
kegiatan kita. Hal ini tentu akan memicu keterbukaan masyarakat kepada kita dan
memudahkan kita dalam mendapatkan data yang valid. Di samping itu, para pemuda
juga dapat kita kerahkan untuk membantu observasi kita.
Kegiatan observasi terhadap masyarakat desa bukanlah
kegiatan yang dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Perlu adanya waktu yang
kita korbankan untuk dapat membaur dengan masyarakat desa. Hal ini yang membuat
kita harus bersedia untuk tinggal di desa dalam beberapa waktu.
Sebagai pemberdaya dan pendamping masyarakat, kita
harus mampu menghilangkan segala sekat yang memisahkan kita dengan masyarakat
desa. Tanamkan dalam diri kita adalah salah satu bagian dari mereka. Melakukan
kegiatan bersama masyarakat, mengenal masyarakat secara mendalam, hingga hidup
seperti masyarakat membuat sekat di antara kita dengan masyarakat akan semakin
berkurang.
Tahap selanjutnya adalah analisis data hasil
observasi. Jika kegiatan observasi dirasa telah menghasilkan data yang cukup
memadai, maka tugas kita adalah melakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis
dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai macam aspek, mulai dari potensi desa
hingga permasalahan yang terjadi di masyarakat desa. Keduanya dapat kita
kaitkan satu sama lain.
Pada tahap ini, kemampuan kita dalam menganalisis
berbagai macam potensi diuji. Jika kondisi geografis desa sangat memukau dan
memanjakan mata, maka kita dapat memajukan pariwisatanya. Terutama jika desa
tersebut memang memiliki potensi pariwisata alami seperti air terjun,
pemandangan pegunungan, atau lahan yang luas untuk perkemahan.
Namun sebaliknya, jika secara geografis desa tersebut
kurang menarik untuk dikunjungi maka kita dapat memaksimalkan hasil buminya.
Kita harus kritis dalam menemukan potensi hasil bumi di desa tersebut. Apakah
desa tersebut memiliki potensi hasil bumi yang berlimpah atau tidak? Jika iya,
maka kita dapat menentukan potensi hasil bumi mana yang akan dibudidayakan.
Umumnya, potensi hasil bumi memiliki keterkaitan erat
dengan keterampilan masyarakat. Potensi hasil bumi yang ada dapat kita olah
menjadi produk baru yang lebih menarik. Melalui berbagai pengelolaan yang
sedemikian rupa, hasil bumi yang sebelumnya hanya dikonsumsi oleh masyarakat
lokal atau dijual secara mentah, dapat kita jadikan produk baru yang lebih
menarik. Nantinya produk tersebut akan menjadi produk khas desa tersebut.
Produk-produk yang dimaksud di sini meliputi berbagai
macam bentuk dan jenis. Mulai dari produk olahan makanan, bahan pakaian, hingga
kerajinan tangan. Semua produk tersebut harus berasal dari sumber daya alam
yang dimiliki oleh desa dengan memanfaatkan kemampuan masyarakat desa.
Langkah selanjutnya, setelah kita mengetahui potensi
desa dan cara pemberdayaannya, kita harus mengadakan forum diskusi dengan
seluruh lapisan masyarakat desa. Mulai dari pemerintahan desa hingga masyarakat
biasa. Langkah ini dilakukan untuk menyelaraskan keinginan masyarakat desa
dengan program yang hendak kita tawarkan kepada mereka.
Namun perlu selalu kita ingat bahwa nasib dan kondisi
desa kedepannya, haruslah berdasarkan pada bentukan keinginan masyarakat desa.
Bebaskan masyarakat untuk berdiskusi dan menyampaikan aspirasinya dalam forum.
Hal ini karena masyarakatlah yang lebih mengetahui permasalahan yang mereka
hadapi dan keinginan mereka sendiri.
Melalui forum diskusi juga kita akan kembali menemukan
berbagai macam data baru yang tidak kita dapatkan saat social mapping. Catat dan perhatikanlah setiap data baru yang
muncul saat forum diskusi berjalan. Setiap data baru yang kita dapatkan dalam
forum diskusi akan sangat berguna untuk pengembangan rencana pemberdayaan kita
kedepannya.
Ketika forum diskusi terus berjalan dan belum ada
keputusan yang dapat diambil, maka sudah saatnya kita menawarkan konsep yang
telah kita buat. Mulailah untuk menjelaskan secara detail, mulai dari
permasalahan yang ada di desa secara umum, bagaimana berjalannya program yang hendak
kita buat, hingga apa manfaat serta timbal baliknya untuk masyarakat desa.
Pada tahap ini kita harus mampu menggiring masyarakat
untuk mengenal lebih dalam program yang hendak kita buat. Masyarakat harus
benar-benar mengetahui apa manfaat yang akan mereka dapatkan dari program
tersebut. Dan jelaskan pula bahwa program yang kita akan kita buat tersebut
berdasarkan pada hasil social mapping.
Tunjukkan bahwa program yang kita buat ini memanglah berasal dari keinginan
mereka.
Ketika kesepakatan dalam forum telah dicapai, maka
sudah saatnya kita melakukan eksekusi bersama masyarakat desa. Tetaplah ingat
bahwa dalam membangun program ini, kita berperan sebagai pendamping masyarakat
desa. Bukan sebagai pembina atau pemilik program sehingga kita wajib ikut serta
bersama masyarakat.
Setelah program dibentuk, biarkan masyarakat mengelola
program tersebut sesuai dengan keinginan mereka, tetapi tetap dalam koridor
pelaksanaan yang telah kita buat. Tugas kita selanjutnya adalah memberikan
bimbingan agar mereka dapat terus berkembang dan maju. Buatlah masyarakat tidak
setengah hati dalam menjalankan program yang kita bangun bersama mereka.
Itulah beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk
membuat sebuah gerakan pemberdayaan desa. Mulai dari mengenal desa hingga berbaur
menjadi masyarakat desa merupakan langkah utama dalam sebuah pemberdayaan.
Kemampuan interpersonal menjadi bekal yang dapat kita terapkan ketika kita
hendak memulai sebuah pergerakan. Namun dari semua kemampuan yang kita miliki,
kemampuan menjadi pendengar yang baik merupakan kunci utama keberhasilan sebuah
pemberdayaan masyarakat desa.
Sudah saatnya pemuda melirik daerah-daerah pelosok di
kawasan tempat tinggalnya. Memulai untuk bergerak dan memberikan dampak positif
di lingkungan tersebut. Bagaimanapun juga, jika kita tidak mengambil tindakan, kita
tidak akan pernah tahu mutiara seperti apa yang akan kita temukan di pelosok
negeri ini.
Komentar
Posting Komentar